Hari Selasa dan Keutamaannya


KEISTIMEWAAN HARI SELASA

Oleh Norma Margareta



Bismillah ar-rahman ar-rahim
Aku tulis ini dengan menangis karena ditinggal Beliau, tetapi semoga tulisan ini menjadi pelipur duka karena ditinggal oleh Syaikhona K.H. Maimoen Zubair ra.

Ahad adalah salah satu nama hari. Sebagai pengingat bahwa yang esa dan tunggal adalah Allah. Salah satu nama Allah adalah Ahad.

Nabi Muhammad sas. adalah Nabi yang dilahirkan dan wafat pada hari Senin. Senin adalah hari kedua urutan hari.
Untuk bisa mengenal Allah harus dengan perantara Nabi Muhammad sas. Oleh karena itu,
Pertama harus mengenal "Laa Ilaaha Illa Allah", setelah itu yang kedua adalah harus mengenal "Muhammad Rasul Allah".

Nabi Muhammad mewariskan kepada umatnya bukan berupa harta, akan tetapi berupa ilmu agama. Orang yang memiliki ilmu agama adalah pewaris para Nabi (ورثة الأنبياء ). Mereka adalah para Ulama.

Oleh karena itu setelah mengetahui AHAD dan MUHAMMAD, maka harus mengetahui haq-haq para ulama. Mereka adalah sebagai saksi akan keesaan Tuhan.

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُوا الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ  ...

Allah menjadikan gunung pada hari Selasa. Menurut bahasa jawa kuno, gunung disebut "Giri". Fungsi gunung sebagai penopang atau paku bumi. Para ulama pun berfungsi sebagai gunung atau paku bumi.

والجِبالَ أَوْتادًا


Nabi Muhammad sas. wafat pada hari Senin. Dan Ulama pewaris Nabi kebanyakan meninggal pada hari Selasa, satu hari setelah hari Senin.
Untuk mengenal Nabi tentu melalui para ulama. Di Pondok Pesantren Al-Anwar tiap hari selasa maka kegiatan ngaji bandungan diliburkan, dan diganti dengan membaca Yasin tiap ba'da Maghrib dan ba'da Shubuh malam Selasa. Dan diganti dengan kegiatan ngaji kitab yang berbeda hari-hari biasanya. Hal itu untuk mengenang hari wafatnya para ulama.

Saya sangat teringat bahwa Syaikhona mBah K.H. Maimoen Zubair jauh hari sudah berkeinginan untuk meninggal pada hari Selasa.

Dan pada hari ini, Selasa Pon, 5 Dzulhijjah 1440  H/ 6 Agustus 2019 M. Syaikhona mBah K.H. Maimoen Zubair wafat di Makkah.




Sebelumnya Beliau menginap di hotel Darul Ayman lantai 19. Dan 19 adalah jumlah huruf penyusun kalimat basmalah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Seolah sebagai isyaroh bahwa kepergian beliau dengan membawa nama Allah.

Marilah kita ikhlaskan kepergian beliau dengan membaca:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Ditulis di Kramatsari.
Kanthonghumur, 6 Agustus 2019

Reposter: Mahlail Syakur Sf.
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=620908155068324&id=100014474348699


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Amalan Rebo Wekasan

Rebo Wekasan Perspektif Syekh AbdulHamid - Kang Syakur

Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa-Tribun Jateng