Tradisi dan Do'a Asyura'
TRADISI DAN DO'A 'ASYURA
Tradisi di Hari Asyura’
Ummat Islam telah lama mempunyai tradisi terkait
dengan bulan Muharram. Di antaranya adalah berpuasa dan berdo'a.
1.
Puasa Asyura’
Dalam kitab irsyadul ibad syekh
zainuddin al-Malibari menuliskan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam as-Syaikhan (al-Bukhari dan Muslim), yaitu berdasarkan riwayat
yang bersumber dari Ibnu Abbas ra. yang berkata:
Pada saat Rasul Allah saw. datang ke Madinah beliau
menemui orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari asyura’, Rasul
Allah saw. bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab: "Ini hari yang baik,
pada hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa as. dan kaumnya". Maka Nabi
Musa as. berpuasa pada hari ini. Nabi Muhammad sas. bersabda:
فَنَحْنُ
أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوْسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِصِيَامِهِ
(Kita lebih benar dan lebih utama dari Musa dari
kalian. Maka Musa puasa pada hari itu, dan memerintahkan sahabat-sahabatnya
untuk puasa).
Dalam hadits lain dinyatakan:
انَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ
فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ – رواه البخاريّ
(Sayyidatuna 'Aisyah ra. berkata: Dahulu Rasul Allâh sas.
memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadlan
diwajibkan, siapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) boleh berpuasa dan
siapa yang ingin (tidak berpuasa) juga boleh berbuka). HR. Imam al-Bukhari
Melihat beberapa keistimewaan
dari puasa ayura’ di atas, maka sudah sepatutnya kita sebagai kaum Muslim
melakukan puasa di hari 'Asyura sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad sas.,
walapun hukumnya termasuk kategori sunnah.
Bukan hanya puasa di hari
kesepuluh, tetapi alangkah baiknya dilengkapi dengan puasa pada hari kesembilan
(tasu’a) atau sesudahnya di hari kesebelas.
Sayyiduna Ibnu 'Abbas ra. berkata:
صُومُوا
قَبْلَهُ وَبَعْدَهُ خَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ
(Berpuasalah pada hari sebelum Asyura’ dan setelahnya, berbedalah
dengan orang Yahudi dalam hal ini).
Dalam hadits yang juga berasal
dari Sayyiduna Ibnu 'Abbas ra. dijelaskan:
قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صُومُوا
يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ
بَعْدَهُ يَوْمًا – رواه أحمد
(Rasul Allâh sas. Bersabda: Berpuasalah pada hari Asyura’ dan
berbedalah dengan orang Yahudi dalam hari itu. Berpuasalah sehari sebelum ‘Asyura’
dan sehari sesudahnya). HR. Imam Ahmad
Dalam kitab as-Sunan al-Ma`tsurah
lis-Syafi’i diterangkan sebuah hadits Sayyiduna ‘Ibnu ‘Abbas ra. sebagai berikut:
عَنْ سُفْيَانَ بْنِ
عُيَيْنَةَ، سَمِعَ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي يَزِيدَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ، يَقُولُ: صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَلَا تَتَشَبَّهُوا
بِيَهُودَ
(Riwayat bersumber dari Sufyan bin ‘Uyainah yang mendengar ‘Ubaidullah
bin Abi Yazid, berkata, aku mendengar Sayyiduna Ibnu ‘Abbas ra. berkata: Berpuasalah
pada hari kesembilan (Tasu’a) dan kesepuluh (‘Asyura’), dan
janganlah kalian berserupa dengan orang-orang Yahudi).
riwayat Imam al-Baihaqi
disebutkan hadits sebagai berikut:
صُوْمُوْا التَّاسِعُ وَالْعَاشِرُ وَلَا تُشَبِّهُوْا
بِالْيَهُوْدِ
(Berpuasalah pada hari tasu’a dan asyura’ dan janganlah kalian
semua menyerupai orang-orang yahudi).
2.
Doa Pada Malam Asyura’
Di samping puasa ummat Islam juga
dianjurkan agar berdo'a pada malam 'Asyura. Do'a merupakan ekspressi
pengahambaan kepada Allah yang Maha Agung. Do'a juga sebagai media penyadaran
diri bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Allah yang Maha Menolong. Namun
sebaliknya jika kita enggan berdo'a berarti kita hendak menampilkan diri
sebagai orang yang sombong (takabbur). Do'a adalah pedang bagi orang
yang beriman (ad-du’a` saif al-mu'minin).
Di antara tradisi yang sudah
dihidupkan oleh para 'ulama terdahulu (ulama salaf) adalah menghidupkan
malam ‘Asyura’ dengan melakukan dzikir dan do'a.
Siapa yang mengerjakan amalan (‘ibadah)
pada malam 'Asyura, maka ia seakan-akan beribadah kepada Allâh seperti
beribadahnya semua makhluq yang berada di tujuh langit. Keterangan ini
disebutkan dalam kitab I’anah at-Thalibin, bahwa al-'Allamah
ad-Dairabiy dan Sayyid Muhammad al-Amir menukil keterangan Imam al-Ajhuriy yang
mengatakan bahwa “Siapa yang pada malam atau hari asyura’ membaca
wirid “Hasbunallaah wani’mal wakiil, ni’mal mawlaa wani’man nashiir ”
(حَسْبُنَا اللهُ
وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ) tujuhpuluh kali
Insya Allâh sepanjang tahun akan dilindungi oleh Allâh dari musibah dan hal
yang buruk".
Adapun do'a pada malam 'Asyura seperti berikut ini:
بسم
الله الرحمن الرحيم
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
سُبْحَانَ
الله مِلْأَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَىَ الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الِّرضَى وَزِنَةَ
الْعَرْشِ
لَا
مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْ اللهِ إِلّاَ إِلَيْهِ
سُبْحَانَ
الله عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
أَسْأَلُكَ
السَّلَامَةَ كُلَّهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَامَ الرَّاحِمِيْنَ
وَلاَ
حَوْلَا وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
وَهُوَ
حَسْبِى وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
وَصَلَّى
اللهُ تَعَالَى عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ
3.
Memberi Nafkah yang Lebih Istimewa
Salah satu tradisi yang dilakukan
oleh ulama salaf pada hari 'Asyura adalah memberi nafkah yang lebih
istimewa kepada orang yang wajib diberi nafkah. Maksudnya bagi kepala keluarga,
alangkah baiknnya pada hari 'Asyura ini menyajikan menu yang spesial,
yang lebih enak dan lezat dari hari selainnya. Dalam konteks ini Imam
at-Thabraniy dan Imam al-Baihaqiy meriwayatkan hadits yang bersumber dari Sayyiduna
Abu Sa’id al-Khudriy ra.:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى
عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِي سَائِرِ سَنَتِهِ - رواه الطبرانيّ
في المعجم الكبير والبيهقيّ في شعب الإيمان
(Siapa yang memberi
kelonggaran (nafqah) pada keluarganya pada hari 'Asyura, niscaya
Allah memberikan kelonggaran (rizqi) kepadanya sepanjang tahun).
Ada kisah menarik dari seorang
ulama’ yang membuktikan tentang keabsahan hadits tersebut. Yaitu Sufyan bin
'Uyainah. Beliau berkata: “Saya telah mencoba dan mengamalkan hadits tersebut
selama kurang lebih 50 tahun atau 60 tahun, dan hal itu benar dan mujarabnya
benar.”
4.
Bersedekah
Sebenarnya untuk tradisi
bersedekah ini tidak harus pada hari Asyura. Karena sedekah bisa dilakukan
kapan saja dan di mana saja. Semakin banyak bersedekah semakin banyak pula
kebaikan yang akan kita terima. Sedekah juga diyakini bisa menolak dari bahaya
(bala’) yang menimpa diri orang yang mengamalkanya. Pada hari Asyura ini
ada keistimewaan dan kelebihan bagi orang yang mau bersedekah. Diriwayatkan
dari Abu Musa al-Madiny dari Ibnu Umar berkata:
مَنْ
صَامَ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ ، وَمَنْ تَصَدّقَ فِيْهِ كَانَ
كَصَدَّقَةٍ السَّنَةِ
(Barang siapa berpuasa pada hari asyura’ seakan akan
seperti puasa satu tahun. Dan barangsiapa bershodaqoh pada hari asyura’ maka
seperti shodaqoh satu tahun).
***********************************
9 muharram 1441
H.
Disadur dari hadits dan beberapa kitab
fiqh dan tashawwuf oleh H. Mahlail Syakur Sf. (Dosen FAI Universitas Wahid
Haasyim Semarang)
9 muharram 1441 H.
Komentar
Posting Komentar