Kitab Alaa Laa Sya'ir Luru Ilmu - Ta'lim Muta'allim

SYA'IR "ALAA LAA"

Petikan dari Kitab Ta'lim al-Muta'allim

Mahlail Syakur Sf.



Kitab Ta'lim al-Muta'allim adalah satu-satunya kitab karya agung dari seorang besar bidang akhlaq dan tashawwuf pada abad 13 M. bernama al-Imam az-Zarnuji. Kitab ini sangat terkenal di kawasan Asia terutama di Nusantara (Indonesia) karena hampir seluruh pesantren di negeri ini memberikan kitab ini sebagai salah satu bahan kajian di bidang etika dan akhlaq. 


Biografi Singkat Imam Zarnuji 
 
Nama lengkap Imam Zarnuji adalah Burhanuddin Ibrahim az-Zarnuji al-Hanafi. Ada yang menyebut namanya Tajuddin Nu‟man bin Ibrahim ibn Khalil az-Zarnuji sebagaimana yang ditulis oleh az-Zarkeli dalam Kitāb al-A‟lam. Kata az-Zarnuji” sendiri dinisbatkan pada suatu tempat bernama Zurnuj (dengan “u”) atau Zarnuj (dengan “a”), sebuah kota terkenal dekat sungai Oxus, Turki. Sedangkan kata al-Hanafi merupakan nisbat nama madzhab yang dianut oleh Syekh az- Zarnuji, yakni madzhab Hanafi. Adapun dua gelar yang biasa melekat pada diri Syekh az-Zarnuji adalah Burhānuddin”, artinya bukti kebenaran agama dan Burhān al-Islam”, artinya bukti kebenaran Islam.
 
Syekh az-Zarnuji 

sumber: https://harakahdaily.net/index.php/2023/05/25/ilmu-berfaedah-menurut-al-zarnuji-pesanan-untuk-masyarakat-akhir-zaman/  

Tidak banyak data yang menginformasikan tentang kapan dan di mana kelahiran Imam az-Zarnuji kecuali sedikit. Di antara informan yang menginformasikan hal ini adalah Wirianto, Maryati, dan beberapa penulis lainnya. Menurut Wirianto (2013: 175), Syekh az-Zarnuji diyakini hidup dalam satu masa dengan beberapa ulama yang dinisbatkan pada “Az-Zarnuji” (sebuah kota Zarnuj, Turki) lainnya. 
 
Sebagaimana disebutkan dalam Wikipedia bahwa Syekh az-Zarnuji dilahirkan di Zarnuj atau Zurnuj (kota terkenal dekat sungai Oxus, Turkistan). Sementara menurut Maryati (2014: 31) mengutip pendapat Muhammad Abdul Qodir Ahmad, menyatakan bahwa Syekh az-Zarnuji berasal dari daerah Afganistan. Hal tersebut sesuai pendapat Affandi (1990: 19) bahwa Syekh az- Zarnuji berasal dari sebuah kota Zarandji (salah satu daerah di wilayah Persia dan pernah menjadi ibu kota Sidjistan, sekarang Afganistan).
Pendapat lain menyatakan bahwa Syekh az-Zarnuji adalah seorang filosof Arab yang tidak diketahui pada masa kapan dia hidup (Nandya, 2013: 14). Ada pula yang menambahkan bahwa az-Zarnūji adalah seorang filosof Arab yang merupakan nama samaran. Ustman membantah bahwa az-Zarnūji merupakan nama filosof yang menggunakan nama samaran, karena pada masa tersebut tidak lazim menggunakan samaran (Utsman, 1989: 175) . menurut Sutrisno (2015), ada pendapat yang meyakini bahwa Syekh az-Zarnuji hidup pada masa kerajaan Abbasiyah di Baghdad, namun kapan pastinya masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Al-Quraisyi menyebutkan bahwa Syekh az-Zarnuji hidup pada abad ke-13 masehi. Menurut Suryadi (2012: 53), Syekh az-Zarnuji adalah seorang tokoh pendidikan abad pertengahan yang berusaha memberikan solusi bagaimana pendidikan tidak hanya berorientasi pada keduniawian, akan tetapi berorientasi pada akhirat. Muztaba (2014: 26) yang mengutip pendapat Plessner menyatakan bahwa Syekh az-Zarnuji hidup antara abad 12 dan 13 masehi dan bermadzhab Hanafiyah. Yakni, sebuah aliran madzhab yang dinisbatkan kepada Imam Abu Hanifah. Adapun ciri utama madzhab ini adalah mengutamakan pikir (ra`yu) dan analogi (qiyās) di samping pedoman utama: al-Qur`an dan al-Hadits (al-Maududi, 1990: 285). Madzhab tersebut menjadi pegangan umat Islam terutama di Turki dan India (Mamat, 2013: 2).  
 
Menurut Plessner sebagaimana dikutip oleh Muztaba (2014: 26) bahwa nama Syekh az-Zarnuji sampai sekarang belum diketahui secara pasti, begitu pula karir dan kehidupannya. Bahkan kewafatan Imam az-Zarnuji pun juga belum diketahui secara pasti. Namun Maryati (2014: 30) dengan mengutip pendapat para pakar menyebutkan dua pendapat mengenai kewafatan Imam az-Zarnuji, yaitu:  
Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Imam az-Zarnuji wafat pada tahun 591 H./1191 M.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa Imam az-Zarnuji wafat pada tahun 640 H./1243 M.  
 
Berdasarkan data tersebut Maryati memberikan simpulan bahwa Syekh az-Zarnuji hidup pada akhir abad 12 dan awal abad 13, atau pada abad 13 itu sendiri, di mana diketahui bahwa masa itu merupakan masa kejayaan Islam sekaligus masa kehancuran Islam di wilayah Timur.
 
Beberapa sumber menginformasikan bahwa Syekh az-Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan Samarkand, dua kota yang menjadi pusat keilmuan dan pengajaran saat itu (Maryati, 2014: 34), beliau belajar kepada beberapa ulama besar pada masanya (Nizar, 2000: 25), antara lain: 
1. Burhanuddin Ali bin Abu Bakar al-Marghinani (w. 593 H./1197 M.), yakni ulama besar madzhab Hanafi penyusun Kitāb Al-Hidāyah fī Furū' al-Fiqh;
2. Ruknul Islam Muhammad bin Abu Bakar (w. 573 H./1177 M.), beliau adalah seorang 'ulama besar madzhab Hanafi, pujangga, penyair, dan mufti di Bukhara;  
3. Syaikh Hammad bin Ibrahim (w. 576 H./1180 M.), yaitu seorang 'ulama dari madzhab Hanafi, sasterawan, dan ahli ilmu kalam;
4. Syaikh Fahruddin al-Khayani (w. 587 H./1191 M.), seorang 'ulama ahli fikih madzhab Hanafi dan penyusun Kitāb Badā'ius Shanā'i;  
5. Syaikh Fahruddin Qadhikhan al-Quzjandi (w. 592 H./1196 M.), seorang mujtahid dalam madzhab Hanafi dan pengarang kitab; 
6. Ruknuddin al-Farghani (w. 594 H./1198 M.), seorang 'ulama ahli fikih dari madzhab Hanafi, pujangga, sastrawan sekaligus penyair. 

 

Kitab Ta'lim al-Muta'allim

Karya termasyhur Syekh az-Zarnuji yang paling terkenal dan mungkin satu-satunya adalah Kitāb Ta'līm al-Muta'allim fi Tharīq at-Ta'allum (تعليم المتعلّم في طريق التعلّم) yang menjelaskan tentang metode belajar bagi para pelajar.Berikut ini adalah salah satu versi tampilan kitab Ta'lim beserta syarahnya dari salah satu penerbit: 



Menurut Tholkhah dan Barizi (2004: 279), Kitāb Ta'līm al-Muta'allim ini menjadi pintu gerbang dalam belajar bagi para santri tingkat pemula sebagaimana Kitāb al-Jurumiyyah dan al-Amtsilah at-Tashrifiyyah untuk gramatika dan fonologi Bahasa Arab dan Kitāb Fath al-Qarīb yang biasa disebut Kitāb Taqrīb untuk fikih. Materi kitab ini sarat dengan muatan-muatan pendidikan moral spiritual yang apabila diinternalisasikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentu tujuan ideal dari pendidikan Islam dapat tercapai (Suryadi, 2012: 54).

Menurut Sutrisno (2015), Plessner pernah berpendapat bahwa kitab ini merupakan salah satu dari sekian banyak karya Syekh az-Zarnuji yang masih tersisa. Plessner menduga bahwa Syekh az-Zarnuji memiliki karya lain, tetapi banyak yang hilang karena serangan tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan terhadap kota Baghdad pada tahun 1258 M. Menurut Said (1977: 17), Kitāb ini merupakan kontribusi tunggal Syekh az-Zarnuji dalam bidang pendidikan Islam.

Adapun alasan Syekh az-Zarnuzi yang melatarbelakangi penulisan kitab ini adalah sebagaimna tercantum dalam pengantar (muqodimah) kitabnya sebagai berikut:

فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون أومن منافعه وثمراته وهى العمل به والنشر ـ يحرمون لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم

Terjemah
Kalau saya melihat (memperhatikan) para pelajar (santri), sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengamalan dari ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena, barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai tujuan. Oleh karena itu saya ingin menjelaskan kepada santri cara mencari ilmu, menurut kitab-kitab yang saya baca dan menurut nasihat para guru saya yang ahli ilmu dan hikmah. (Kitab Ta’limul Muta’alim, h. 3-4)
Tantangan era jaman yang semakin modern menuntut para pembelajar khususnya santri dapat menempatkan dirinya dalam berbagai bidang keilmuan, hal ini tentu dirasa berat karena bagi para santri yang harus mampu menempatkan dirinya berada di tengah antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, memilah dan menentukan tujuan dalam konteks kekinian, menjadi hal yang wajib bagi pelajar Islam khususnya para santri.

 

Kitab "Alaa Laa" 

Kitab "Ala laa" yang beredar di masyarakat Indonnesia saat ini merupakan kitab yang berisi kumpulan sya'ir dari Sayyidina 'Ali kw. sebanyak tiga puluh tujuh syair berbahasa Arab yang terkumpul dalam Kitab Ta'lim al-Muta'allim karya tunggal Syekh az-Zarnujiy. Sya'ir-sya'ir ini dimulai dengan kata peringatan, yaitu alaa (ألا) yang berarti ingatlah atau ketahuilah sebagaimana yang terdapat dalam suart ar-Ra'd ayat 28:

أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Secara umum kumpulan sya'ir ini merupakan penggerak semangat (motivasi) belajar bagi para santri. Kitab ini berisi himpunan tiga puluh tujuh syair berbahasa Arab tentang kiat-kiat sukses belajar, memilih teman, keutamaan ahli ilmu, dan motivasi untuk belajar. Boleh dikatakan bahwa kitab ini merupakan kitab motivasi penyemangat bagi santri.

Salah satu kitab tentang "Alaa Laa" ini adalah kitab yang ditulis dalam huruf Arab Jawa (Pegon). Himpunan syair-syair "Alaa Laa" tersebut bersumber dari kitab Ta’limul Muta’alilm karya Syekh Az-Zarnuji.  Tampaknya kitab "Alaa laa" ini ditujukan bagi santri pemula atau pelajar tingkat dasar. Bisa dikatakan kitab ini adalah kitab pendahuluan bagi santri pemula sebelum mereka mengaji kitab Ta’limul Muta’allim. Kitab ini ditulis secara terpisah dan di bawah syair-syair berbahasa Arab tersebut disertakan terjemah berbahasa Jawa dengan menggunakan huruf Arab Pegon. Sehingga bagi santri memahami isinya akan lebih mudah. 

Kitab tipis ini terdiri dari delapan halaman: satu halaman sampul dan tujuh halaman isi. Meski begitu, kandungan syair-syair kitab ini sangat besar manfaatnya untuk memberikan pondasi adab atau tata karma kepada santri. Selain itu, kitab ini juga bisa membangkitkan semangat juang santri dalam menuntut ilmu.

Karena kitab ini berupa syair dan sekaligus disertai terjemahnya, maka santri akan mudah menghafalkannya dengan cara didendangkan, dinyanyikan bersama-sama maupun sendirian. Karena mudah didedangkan atau dinyanyikan maka keuntungannya adalah santri cepat hafal teks arabnya dan artinya cepat dipahami. Pada sampul kitab tertulis nama kitab “Alaa laa …”, dan juga tertulis kalimat "diperuntukkan bagi santri Pesantren Agung Lirboyo Kediri".

 

Versi Kitab "Alaa Laa"

Kitab "Alaa Laa" yang diduga paling awal beredar adalah kitab yang dicetak dengan terjemah bahasa Jawa tanpa pengarang (author) tetapi terdapat keterangan dalam sampul di bawah judulnya "li-Ba'dli at-talamiidzi biFesantren Agung Lirbaya Kediri" (لبعض التلاميذ بفسانترين أكوع ليربيا كديري). Kitab ini dicetak oleh penerbit Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan wa-Awlaadih Surabaya. Cetakan ini tidak disertakan tahun terbit sebagaimana tertera pada gambar 1. 


Versi ini tidak jauh beda dari terbitan di atas,  tetapi nama penerbitnya lebih singkat, yaitu Maktabah  Ahmad Nabhan Surabaya sebagaimana tertera di bawah ini. 



Versi lainnya adalah kitab yang dicetak dengan judul "Alaa Laa Mawi Ma'na Gandhul lan Terjemah Jawi" yakni cetakan yang disertai dengan makna gandhul dalam bahasa Jawa. Cetakan kitab Alaa Laa versi ini mencantumkan nama pengarangnya, yaitu al-Ustadz Shalih Tuban Jawa Timur. Adapun penerbitnya adalah Manba' al-Huda.


Tampilan isinya seperti berikut ini: 



Kitab ini juga dicetak dengan judul lainnya, yakni "Nadhm al-Akhlaaq Alaa Laa Tanaalul 'ilma illaa bisittah" (نظم الأخلاق ألا لا تنال العلم إلا بستة). Nampaknya kitab ini disusun untuk lingkungan sendiri sebagaimana diketahui dari tampilan kover di bawah judul terdapat keterangan "Pelajaran Madarasah Hidayatul Mubtadi`in Pondok Pesantren Lirboyo Kediri" yang ditulis dengan huruf Arab Pegon "فلاجاران مدرسة هداية المبتدئين فسانترين ليربيا كديري". 

Kitab terbitan Hidayatul Mubtadi`in ini tidak mencantumkan nama penulisnya sebagai tertera dalam gambar berikut ini. 


Tampilan isinya sudah menggunakan teknologi modern, yakni dengan ketik menggunakan komputer seperti terlihat pada gambar berikut ini: 



Versi lainnya adalah terbitan dengan judul "Alaa Laa Tanaalul 'Ilma illaa bi-Sittah Tarjamahaa bil-Jaawiyyah"


 

Versi terakhir merupakan versi cetakan yang menyebutkan penulisnya, yaitu Muhammad Abu Basyir ad-Dimawi (Demak) dan Muhammad Hasanuddin Hafid al-Marhum al-Haj Masyhadi Pekalongan. Dua nama terakhir kemungkinan penerjemah nadzam Alala tersebut. Berikut ini tampilannya:


 

 ********* Demikian dan sebuah bermanfa'at bagi kita semua. 

والله أعلم بالصواب

Sumber: 

Affandi, Mochtar. 1990. “The Method of Moslem Learning as Illusterated in Al-Zarnuji’s Ta’lim al-Muta’allim. Montreal: Institute of Islamic Mc Gill University.

Maryati. 2014. “Konsep Pemikiran Burhanuddin Al-Zarnuji tentang Pendidikan Islam: Telaah dalam Perspektif Hubungan Guru dan Murid”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Al-Maududi, Abu al-A’la, 1990. al-Khilāfah wal-Mulk, terj. Muhammad al-Baqir, Bandung: Mizan.

Muztaba. 2014. “Akhlak Belajar dan Karakter Guru: Studi Pemikiran Syekh Az-Zarnuji dalam Kitab Ta’lim Muta’allim”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Nandya, Anisa. 2013. “Etika Murid terhadap Guru: Analisis Kitab Ta’lim Muta’allim karangan Syaikh Az-Zarnuji”. Salatiga: STAIN Salatiga.

Nizar, Samsul, 2000. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press.

Said, Imam Ghazali, 1977. Ta’līm al-Muta’allim Thariqut Ta’allum, Surabaya: Diyantama.

Shofwan, Arif Muzayin. 2017. “Metode Belajar Menurut Imam Zarnuji: Telaah Kitab Ta’lim Al Muta’alim”, Jurnal BRILIANT, Vol. 2, No. 4, 408-423.

Sutrisno, Agus. tt. “Biografi Syekh Zarnuji, Pengarang Ta‟lim Muta‟allim”. Sumber: http://alhikmahdua.net/biografi-syekh-zarnuji-pengarang-talim-mutaalim/ , diakses 3 Maret 2024.

Suryadi, Rudi Ahmad, 2012. “Motivasi Belajar Perspektif Pendidikan Islam Klasik: Studi atas Pemikiran al-Jarnuji”. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, hal. 53-65.

Wirianto, Dicky. 2013. “Konsep Pedagogik Al-Zarnuji”, Islamic Studies Journal, h. 173-191.

********** 

Ditulis ulang dari berbagai sumber oleh MS2F (Dosen FAI Unwahas, Ketua LTN PWNU Jawa Tengah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Tepat Minum Kopi-Kang Syakur

Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa-Tribun Jateng